OO. P r o l o g


RAFATHAR BANGUN AYO SEKOLAH!

Teriakan itu berasal dari dapur rumahnya, tersangka yang telah menggemakan suaranya kini sedang mempersiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Namun, bukannya langsung bangun si kecil masih asiknya tertidur di atas ranjang kamarnya lengkap dengan mata yang tertutup dan selimut yang melilit di badan kecilnya.

PAPAH TOLONG BANGUNIN AA SAMA A AEL, SURUH SIAP-SIAP INI HARI SENIN.” ucapnya.

Tangannya tak henti untuk mengaduk makanan yang berada di atas wajan. Bukannya menuruti perintah sang istri, sang suami malah sedang asik-asiknya menyesap minuman yang mengandung kafein itu sambil memegang sebuah kertas di kedua tangannya.

SAYANG YA ALLAH KAMU TUH DISURUH SUSAH BANGET!

YA ALLAH IYA IYA, SEBENTAR SAYANG. AKU BANGUNIN,” jawabnya tak kalah kencang.

Setelah mendengar teriakan kian meninggi dari sang istri, bulu kuduknya pun mulai berdiri. Jika ia berada dalam sebuah lagu maka dirinya itu sudah seperti SUSI (Suami Sieun Istri). Mau tak mau ia pun segera pergi dengan cepat menuju kamar kedua anaknya. Namun, sang dewi fortuna seperti sedang memihak kepadanya, terbukti kini si sulung dan si tengah telah berjalan ke arahnya.

SAYANG! MEREKA UDAH SIAP,

Papah berisik ih pagi-pagi udah teriak-teriak aja,” itu suara si tengah yang berucap sambil menggosok-gosok kedua telinganya. Padahal kini waktu masih menujukkan pukul 06.30 sehingga ia sedikit khawatir dapat menganggu para tetangganya.

Aa, A Ael, tolong bangunin si adek dong. Mamah enggak percaya sama si papah, mamah suruh tuh susah banget. Heran,” ketusnya sambil memutarkan kedua bola matanya.

Sang suami sedikit tak rela setelah mendengar ucapan dari sang istri. Ia pun segera berlari, lalu memeluk sang istri dan mencium pipinya. “YA ALLAH TADI AKU LAGI BACA NANGGUNG SAYANG.

Papah ih jangan teriak-teriak, malu!” Rafael sudah tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya kepada sang ayah. Jari telunjuknya ia simpan di depan bibirnya.

KENAPA SIH KOK NGGAK BOLEH TERIAK-TERIAAAAK?” teriaknya dengan sengaja.

Rafen yang mendengar itu hanya bisa menepuk dahinya.

Keluarga gua kenapa gini amat ya ...,” batinnya.

Aa mau bangunin si Adek dulu,” ucap si sulung. Ael pun mengikuti langkah sang sulung di belakangnya.

ADEK BANGUUUN!” teriak Rafen setelah sampai di kamar adiknya, Rafathar.

Rafael hanya bisa menghela nafasnya saat mendengar teriakan ketiganya di pagi ini.

Rafael berjalan menuju kasur Rafathar. Rafael pun menggoyang-goyangkan badan sang adik dengan harapan bahwa ia akan bangun. Namun nihil, sang adik malah tak merespon kegiatannya itu.

RAFATHAR BANGUN!” Rafael pun terbawa suasana setelah melihat sang adik tak merespon kegiatan untuk membangunkannya.

APASIH ADEK MASIH NGANTUK, TAU NGANTUK NGGAK?” dengus Rafathar saat dirinya merasa gangguan pada kegiatan tidurnya.

Adek ini hari pertama adek sekolah, masa lupa?

Ya tau, bangunin adek 5 menit lagi aja. Please,

Ok, 5 menit,” setuju Rafen, “Ael ayo kita push rank sebentar,” ajaknya kepada sang adik. Rafael pun menyetujui ide dari sang Kakak.

Enemy has been slain.

Double kill.

Legendary!

Adek hayu bangun, udah lima menit,” ucap Rafael sambil meraih selimut si bungsu.

Lima menit lagi, Adek masih ngantuk,” jawab si bungsu.

mendengar itu Rafael pun kembali terduduk dan melanjutkan kegiatan bermain game yang telah terhenti sebelumnya.

Tripple kill.

Legendary!

AA MANA SI ADEK BANGUN BELUM?” teriak Mamahnya. Sontak teriakan itu membuat keduanya terkejut.

ADEK IH INI UDAH 5 MENIT KEDUA LEBIH 2 MENIT,

Kenapa sih Aa nggak bilang sekalian 7 menit aja?

Kan dia bilangnya tadi bangunin 5 menit, bukan 7 menit,

Tau ah Ael capek sama Aa,

Rafen pun berjalan ke arah sisi adiknya. Ia goyangkan pipi sang adik ke kiri dan ke kanan, tak ada respon. Ia melanjutkan dengan menggoyangkan badannya secara brutal, tetap tak ada respon.

YA ALLAH, MAMAH IH LIAT SI ADEK NGGAK MAU BANGUN!” Rafen berteriak dengan frustasi.

Rafael yang melihat itu pun segera berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamar sang adik, lalu mengisikan air hangat di bath up kamar mandi si bungsu.

A,” panggilnya.

Rafen yang berasa dipanggil hanya menaikkan alis kanannya, “apa?” jawabnya.

Rafael mengarahkan pandangannya menuju toilet lalu beralih menatap adiknya yang masih asik tertidur. Ia sangat berharap sinyalnya dapat dimengerti oleh sang kakak.

Jackpot. Kini sang kakak hanya bisa tersenyum dan menganggukan kepalanya dengan kencang. Senyuman itu entah senyuman mengejek atau bahkan senyuman jahilnya.

Byurr.

MAMAH PAPAH!” teriak Rafathar saat dirinya merasakan badannya dihempaskan begitu saja pada sekumpulan air yang berada di bak kamar mandinya.

Rafen dan Rafael yang melihat itu hanya bisa tertawa dengan puas.

Makanya kalo disuruh bangun itu langsung bangun, jangan dinanti-nanti,” ucap Rafen. Rafael pun mengangguk dengan setuju.

Rafath-

ASTAGFIRULLAH, AA A AEL INI SI ADEK KALIAN APAIN?” teriak Mamahnya setelah melihat anak bungsunya sedang terduduk di dalam bathup masih lengkap dengan pakaiannya.

MAMAH ADEK BENCI AA SAMA A AEL, ADEK DICEBURIN!” erang Rafathar.

YA ALLAH KALIAN INI BENER-BENER YA, MAMAH NGGAK HABIS PIKIR!” ujar Mamahnya. Tangan kanannya ia bawa untuk memukul kecil pundak kedua anaknya.

Ia harus banyak bersabar untuk bisa berhadapan dengan kedua anaknya. Entah mengapa kedua anaknya ini lebih menonjolkan sifat jahil dari sang suami, sedangkan si bungsu mewarisi sifat cerewetnya.

SUMPAH INI MAH IDE AEL, AA CUMAN IKUT-IKUTAN!” sanggah si sulung.

Rafael yang mendengar itu langsung membuka suaranya. “TAPI AA SENDIRI YANG CEBURIN SI ADEK!” protes Rafael.

TAPI KAMU YANG ISIIN AIR DI BATH UP-NYA BERAR-

UDAH STOOP! SANA DUDUK DI MEJA MAKAN, AWAS KALO JAILIN LAGI ADEKNYA,” usir Mamahnya kepada kedua anak tertuanya. Mereka berdua yang diusir pun langsung berjalan menjauhi toilet adiknya.

Kasian deh lo,” ejek Rafathar lengkap dengan lidahnya yang terjulur ke luar.

Rafen dan Rafael yang melihat itu hanya bisa menyipitkan kedua matanya. Mata elangnya mereka bawa untuk bisa menembus bola mata adiknya, namun gagal karena sekarang mereka sedang dipelototi oleh sang Mamahnya.

Kamu sih!

Ih apa-apaan, salah Aa lah. Kenapa jadi salah Ael,” ketusnya. Bahunya ia bawa untuk menabrak-nabrakkan kepada bahu sang kakak.


Mereka bertiga kini sedang terduduk di dalam kendaraan roda empat. Rafen yang terduduk di depan, sedangkan Rafael dan Rafathar duduk di kursi tengah.

Ih males banget sekolah, Adek kapan ya lulusnya?” tanya Rafathar di tengah keheningan.

Kamu belum aja sehari sekolah udah mau lulus aja,” ketus Rafen. Dirinya masih sedikit kesal mendapat teguran dari Mamahnya atas kejadian tadi pagi.

Nanti di sekolah kita harus ngapain sih, A Ael?” tanya Rafathar sambil menolehkan kepala ke arah sampingnya.

Merasa ditatap, Rafael pun membalas tatapan itu. “Tidur,” jawabnya dengan asal.

Jujur dirinya pun masih sedikit kesal kepada adiknya. Kalau saja tadi adiknya tak sulit untuk dibangunkan pasti uang sakunya tak akan kena potongan dari Mamahnya.

Sang supir pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat mendengar percakapan dari para majikannya.

Kenapa kok geleng-geleng? Bapak sakit?” tanya Rafathar saat melihat supirnya menggelengkan kepalanya.

Sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, akhirnya sang supir hanya tersenyum memperlihatkan sederetan giginya sebagai respon dari pertanyaan majikannya.

Bapak kalo sakit libur aja, Papah sama Mamah nggak akan marah kok, soalnya Bapak enggak jailin Rafathar kayak Aa sama A Ael.

Rafen akan menarik kata-katanya saat 7 tahun lalu saat melihat sang adik terlahir ke dunia. Lucu dan menggemaskannya bahkan kini sudah hilang dan berganti dengan menjengkelkan.

Kalo Bapak sakit, terus nanti kita sekolah dianter siapa?” tanya Rafael dengan penuh kesabaran.

Oh iya yah bener, Bapak jangan sakit yah! sehat-sehat terus aja.


Belajar yang bener, awas kalo bikin nangis temen-temen lainnya.” Rafen mengelus surai sang adik dan menciumnya dengan pelan. Sebagai yang lebih tua ia mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pepatah untuk sang adiknya.

Emangnya nggak boleh buat nangis?

Enggak,” jawab Rafael dengan cepat.

Tapi Aa sama A Ael suka bikin Rafathar nangis,

Hah. Rafael menghela nafasnya dengan panjang. “Ayo cepet masuk, A Ael sama Aa juga mau sekolah.

Ya udah Adek sekolah dulu, Assalamualaikum.” Rafathar segera mencium tangan kedua kakaknya dengan cepat. Kedua kakinya kini ia bawa untuk berlari memasuki kelasnya. Tas yang ia pakai pun ikut terhempas ke kiri dan ke kanan.

Adek sebenernya lucu, cuman menurut Ael dia ngeselin aja,

Setuju, aduh Aa udah kangen lagi aja sama si Adek,


Sultan Kwangya Universe

by NAAMER1CAN0