BARBIE DAN KAILA.
Fara tersenyum kala melihat sosok yang lebih muda sudah berdiam diri di depan pintu rumahnya dengan penuh rasa antusias yang dipendamnya. Fara segera turun dari motor. Saat hendak berlari menghampiri si kecil, tangan Harri sudah lebih dulu mencengkeram pergelangan tangannya.
“Apa?”
Harri menatap benda bulat yang masih berada di kepala Fara tanpa mengeluarkan sepatah kata. Fara yang menyadari sebuah isyarat itu, lantas memperlihatkan sederetan giginya dan memajukan kepalanya kepada seseorang yang masih asyik terduduk di atas motornya.
“Hehehe, maaf Yang, lupa!”
Tangan Harri terulur untuk membuka pengait helmnya. Ini sudah menjadi rutinitas dirinya ketika mengantar-jemput kekasihnya untuk selalu membukakan pengait helmnya. Padahal Fara sendiri mampu membukanya, meskipun terkadang acapkali merasa kesulitan. Namun, Harri tidak membiarkan untuknya melakukan hal tersebut apabila sedang bersama dirinya.
“Gih, sana. Si Kaila udah nungguin.” Fara mengangguk, ia tersenyum dan merapalkan kata terima kasih sebelum akhirnya ia berlari untuk menghampiri Kaila yang masih setia menunggunya di depan pintu.
“Teh Isel!” sambut Kaila langsung menyodorkan lengan kanannya, kemudian langsung Fara raih. Seketika senyum Fara merekah ketika dapati si kecil yang sudah mencium lengannya. “Kaila ayo kita main barbie sekarang!” Kaila mengangguk antusias, pintu rumahnya sudah ia buka lebar-lebar agar Fara bisa memasuki dengan leluasa.
“Teh Isel masuk duluan, aku mau nunggu Aa Harri dulu!” Fara mengangguk, mengiakan ucapan Kaila untuk memasuki rumah sang empu lebih dulu. Sedangkan si kecil setia menunggu sang kakak untuk memasuki rumahnya secara bersama.
“Aa, salim!” Harri menyerahkan lengan kanannya, Pun langsung segera diraih Kaila untuk menciumnya. “Si kembar mana?” tanya Harri ketika menyadari kediamannya yang sedikit sunyi.
“Les inggris.”
“Ai kamu nggak les?” tanya Harri kembali sembari membuka kedua sepatunya lalu ia simpan dengan rapi di atas rak sepatu.
Kaila memandangi kakaknya dengan lihai membuka alas kakinya sebelum akan memasuki kediamannya. “Kaila lesnya besok. Aa besok jemput Kaila, ya, pulangnya jam lima sore jangan sampe telat!” Harri mengangguk diiringi mengelus puncak kepala Kaila dengan penuh kasih sayang.
“Mama Iis mana?”
“Belum pulang, masih di sekolah.”
“Tumben belum pulang,” ucap Harri, menyipitkan kedua matanya seolah sedang menerka alasan mengapa Mamanya pulang tak tepat waktu.
Kaila mengangkat kedua bahunya secara tak acuh. “Kaila enggak tau.”
“Ya udah, Aa mau ke atas dulu ganti baju. Temenin Teh Iselnya, ya, pintu rumah jangan lupa dikunci.” Harri mencium kepala Kaila sekilas sebelum ia benar-benar meninggalkannya. Kaila mengangkat jempolnya diiringi kedipan untuk merespons sebuah titahan dari kakak sulungnya.
“Oke!”
Fara mendongkakkan kepalanya kala melihat Harri berjalan di depannya tanpa melirik ke arahnya. “Kamu mau ke mana?” Harri menghentikan langkahnya, lalu menatap obsidian yang kini sedang menatap lamat ke arahnya.
“Mau ganti baju, kamu sama si Kaila dulu, ya.” Fara membawa kepalanya untuk tergerak naik dan turun dengan konstan.
“Teh Isel ayo kita main barbie, tapi mainnya di kamar Kaila, ya. Soalnya Kaila males kalau harus bawa barbie nya satu per satu ke sini!”
Fara langsung bangkit dari kegiatan duduknya. Ranselnya ia simpan secara sembarang, lalu mengikuti jejak si kecil untuk menuju kamarnya. Ada perasaan bahagia di benak Fara karena sudah lama tidak bermain mainan masa kecilnya.
Semenjak menjalin hubungan kasih dengan Harri, Fara tidak pernah merasa kesepian kembali. Dirinya yang menjadi anak satu-satunya kerap membuat Fara selalu merasa kesepian. Rumahnya memang megah, namun rasa sunyi yang selalu didapatkannya. Pun tak banyak yang dilakukannya ketika ia berada di rumahnya. Fara selalu menginap di rumah Mama dan Papanya—Nenek dan Kakeknya—untuk mengisi kekosongan.
“Teh Isel kenapa bengong aja? Sini masuk!”
Fara mulai tersadar. Ia menggeleng pelan lalu melangkahkan kedua kakinya untuk memasuki kamar Kaila yang dipenuhi dengan warna merah muda kesukaannya.
Fara langsung mendudukkan dirinya persis di samping Kaila. Tangannya terulur untuk meraih barbie yang sangat mencolok di matanya. “Teh Isel mau barbie yang dokter! Kaila yang barbie reporter, ya. Nanti barbienya Kaila diperiksa sama barbienya Teh Isel.”
“Oh, nanti barbie Kaila pura-puranya sakit gitu, ya?”
“Iya, bener!”
“Oke!”
Keduanya mulai bermain barbie dengan penuh canda dan tawa. Acapkali Fara berperan bak dokter membuat Kaila menyenandungkan gelak tawanya. Ibu dokter yang galak kalau kata Kaila. Sedari tadi Kaila perhatikan Fara kerap memarahi pasien yang sangat bandel dan susah diatur. Hingga pada akhirnya barbie miliknya sudah berada di ruangan barbie milik yang lebih tua.
“Keluhannya apa, Mbak?” tanya Fara, sedang bermain peran seolah menjadi dokter sungguhan.
“Pusing, terus mual. Kira-kira aku kenapa, ya, Ibu Dokter?”
Fara nampak berpikir sejenak dan memandang langit-langit kamar Kaila. “Hm, itu sih kayaknya Ibu terlalu banyak kerja di bawah sinar matahari. Coba Ibu resign aja, nanti pasti sembuh!” jawab Fara dengan asal membuat si kecil mendengkus dan menahan kesal.
“Ih, kok gitu malah nyuruh barbie nya Kaila berhenti kerja!”
Alih-alih meminta maaf, Fara justru menyuarakan gelak tawanya begitu nyaring. Sudah dipastikan seseorang yang berada di tembok sebelahnya akan mendengar gelak tawa yang dilontarkan olehnya.
“Teh Isel capek, laper.” Fara memegang perutnya, lalu kembali menatap Kaila yang sedang berbalik menatap ke arahnya. “Teh Isel mau mie … Kaila punya mie?” Kaila mengangguk dan memberitahu letak mie berada di mana. Fara pun langsung berdiri ketika otaknya sudah mencerna dan mengingat letak keberadaan mie yang sudah diserukan oleh Kaila.
“Teh Isel minta mienya, ya! Kaila mau nggak?” Kaila hanya menggeleng, menolak tawaran dari Fara.
“Nggak, ah. Kaila kemarin udah makan mie, nanti dimarahin Aa Harri kalau kebanyakan makan mie.”
“Oke, deh. Teh Isel makan mie dulu, ya, nanti dilanjut lagi, oke?”
Kaila membawa jempol kanannya di udara. Mengiakan ucapan yang lebih tua untuk izin mengisi perutnya yang sudah memberontak minta untuk diisi. Fara sudah menghilang dari pandangan Kaila, Pun Kaila yang saat ini kembali memainkan barbienya secara sendirian.
Kolase Asmara Universe.
by NAAMER1CAN0