LANGIT JINGGA DI BUAH BATU.
“Kamu mau kemana, ih?” protes Fara melihat Harri yang sudah melangkh meninggalkannya.
Langkah Harri berhenti dan membalikan badannya untuk menatap sang kekasih di belakangnya. “Mau ganti baju, kamu sama si Mama dulu sebentar.” Harri menepuk puncak kepala Fara lalu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti beberapa saat lalu.
Mulut dan kakinya selaras. Fara sedari tadi sedang berceloteh sebab Harri malah meninggalkan seorang diri di rumahnya. Fara yang baru saja akan duduk pun langsung dikejutkan oleh teriakan seseoang. Hingga akhirnya ia kembali menegakkan tubuhnya dan memperlihatkan senyuman indahnya kepada seseorang di seberang sana.
“Neng, kemana aja ih Mama kangen Neng Isel!” Wanita paruh baya itu segera memeluk perempuan yang lebih muda penuh semangat ketika sudah di depanny. Lewat pelukan itu Mama Iis menyalurkan rasa rindunya kepada Fara.
Bahkan kedatangan Fara bisa Mama Iis hitung dengan jari saking jarangnya perempuan itu mengunjungi rumahnya.
“Isel lagi sibuk, Ma, jadinya jarang main ke sini deh! Oh iya, Papa ke mana, Ma?” tanya Isel sembari mengedarkan pandangannya ke samping kanan dan kirinya berharap bisa menemukan sosok seseorang yang sedang diperbincangkan.
“Lagi di belakang buka durian, si Papa mau buat es duren katanya soalnya ada Neng Isel.”
Hati Fara tersentuh ketika merasakan bahwa kedua orang tua kekasihnya memperlakukan dirinya dengan sangat baik. Jika ia sedang seorang diri, mungkin ia sudah meneteskan air matanya.
“Neng, ayo kita makan. Mama udah masakin makanan kesukaan Neng Isel!” Mama Iis meraih lengan Fara dan menyeret menuju dapur rumahnya.
Seketika sampai di sana, Fara hanya bisa melebarkan bola matanya ketika melihat hidangan lezat menu makan sore hari ini. Cacing-cacing di perut pun seakan memberonta untuk segera diberi asupan.
“Teteh Isel!” teriak Kaila antusias saat melihat sosok seseorang yang sudah berada di kursi dapur rumahnya. Ia berlari kecil untuk menyodorkan lengan kanannya. “Teh Isel kemana aja? Udah lama nggak ke rumah!” Kaila mengecup lengan Fara dan mendudukkan dirinya persis di samping kursi Fara.
“Teteh lagi sibuk, tugas Teteh banyak banget! Ini juga, abis makan sore Teteh mau ikut ngerjain tugas di sini!”
“Nanti kalau udah nggak sibuk, sering-sering main ke sini, ya! Kaila punya barbie baru yang dokter sama reporter pokoknya Teh Iseo harus main sama Kaila!”
Fara menyatukan jaru telunjuk dan jempol membentuk bulatan sempurna. “Ok, nanti Teh Isel sering main ke sini!” Kaila tersenyum sembari menganggukkan kepalanya antusias tatkala mendengar jawaban dari Fara yang sukses membuat dirinya semakin tidak sabar untuk menantikan hal tersebut.
“Mama, ih! Aquarium di kamar Aa airnya ditumpahin sama si kembar. Mana karpet Aa jadi basah semua!” ketus Harri, mengusakan kepalanya kepada punggung Mamanya seakan sedang mengadu atas perilaku kedua adik kembarnya yang selalu membuat emosinya berhasil memuncak.
Fara terkekeh melihat kelakukan kekasihnya seperti kanak-kanak.
“Aa, ih, malu itu sama pacar kamu diliatin.” Harri melirik sekilas ke arah Fara yang sedang tersenyum kepadanya, lalu kembali melanjutkan kegiatannya untuk bermanjaan kepada Mamanya. “Biarinlah, Aa mah nggak malu. Mama atuh, ih, karpet Aa gimana?”
Mama Iis menghela napasnya, tangannya seketika terhenti dan berjalan menuju wastafel untuk membersihkan tangannya. Seakan seperti ada magnet di antaranya, Harri pun tak lelah untuk mengikuti langkah sang Mamanya.
“Iya nanti Mama ganti, lagian Aa kan biasanya juga suka dikunci bukan kamarnya?”
Harri mulai menjauhkan kepalanya dari punggung Mamanya. “Udah Aa kunci tapi nggak tau kenapa tiba-tiba kebuka, aneh pisan rumah teh kenapa ya.”
“Kaila yang buka … Kaila buka kamar Aa mau ambil pensil warna Kaila yang ketinggalan di meja belajar Aa ….”
Kolase Asmara Universe.
by NAAMER1CAN0