NAAMER1CAN0


Kontrakan Adarusa, 5 November 2021

Dengan kesal Jio pun kini melangkahkan kedua kakinya menuju lantai empat. Dirinya kini sedang menggumamkan hafalan do’a dengan harapan bahwa ia akan terbebaskan dari makhluk-makhluk yang akan menjailinya.

Sumpah ya Jio kesel banget sama Bang Kenan! Udah tau Jio kesel masih aja disuruh-suruh,” gumamnya. Bibirnya ia majukan sebagai tanda bahwa dirinya memang tidak sedang main-main dengan perkataannya.

Dengan perasaan yang campur aduk, akhirnya ia pun memberanikan diri untuk membuka pintu tersebut. Gelap. Pertama kali ia melihat kegelapan, hingga tiba-tiba,

SURPRISE!

Happy birthday to you~ happy birthday to you~ happy birthday, happy birthday, happy birthday to you~

Jio terdiam setelah mendengar nyanyian tersebut, hingga akhirnya ia tersadar.

WAH, SELAMAT TAHUN ABANG-ABANG!

Oh iya, ini siapa ya yang ulang tahun?” tanya Jio dengan raut sedikit kebingungan. Kepalanya ia bawa untuk melirik sebelah kanan dan kirinya.

Sagara berjalan mendekati Jio. Ia pasangkan topi tersebut ke kepala adiknya.

Selamat ulang tahun, Jio!” ucapnya.

Loh. Jio terheran setelah mendengar perkataan itu, selamat ulang tahun katanya. Jadi, ini semua perayaan untuk dirinya?

Ini buat Jio?

Pertanyaan itu pun segera diangguki oleh seluruh penghuni kontrakannya. Betapa terkejutnya ia setelah melihat respon itu.

Abang, Abang … Jio ulang tahunnya bukan hari ini … masih tahun depan,” ucapnya dengan perasaan sedikit tidak enak.

Seluruh penghuni— kecuali Jio pun menatap marah kepada Sean.

LOH LOH LOH CIL, ITU DI TWITTER KAN LU ULANG TAHUN HARI INI,” ucapnya. Ia segera berbicara untuk memperjelas semuanya.

Jio menepuk dahinya, “itu Jio asal ngisi aja sih Abang, soalnya kata temen Jio kalo ngisi data di internet jangan sama. Bahaya.

Sontak seluruh penghuni pun menjatuhkan bahunya.

Wira hanya bisa tersenyum miris saat dirinya bersusah payah mencari ke sana dan kemari toko kue yang masih buka.

YA ALLAH WIBU!

GUA NGGAK SALAH, LAGIAN BISA-BISANYA DIA MALSUIN TANGGAL LAHIR BANG!

Yaudahlah, kita makan aja ini kue,

Eh bentar,” potong Jordi, “yaudah gini deh. Siapa yang ulang tahun di bulan November?” lanjut Jordi.

Si Chakka,” ucap Jevon.

“*Yaudah, ayo kita rayain buat si Chakka.”

Chakka pun hanya bisa menghela nafasnya setelah melihat bahwa kini dialah yang menjadi peran utama.

Happy birthday Chakka~ happy birthday Chakka~ happy birthday, hapy birthday, happy birthday Chakka~

Tepukkan tangan pun kini telah memeriahkan ruang theater itu. Chakka pun segera meniup lilinnya dan tak lupa berdoa terlebih dahulu.

“Aamiin,” ucapnya sambil memejamkan mata. Kini lilin tersebut sudah seluruhnya padam. Juan pun segera menyalakan lampu, namun beberapa saat kemudian lampu tersebut pun padam kembali.

Jangan jail.” Jeffan berucap sambil mengarahkan pandangannya kepada masing-masing penghuni. Namun semuanya malah menggelengkan kepalanya.

Wah, gua rasa setan tuh yang matiin,” ucap Jevon. Tak lama Mario pun langsung menoyor adik tingkatnya.

Jangan sompral,” ucapnya.

Palingan bentar lagi itu setan mampir satu-satu ke kamar lu semu—,” lanjut ucap Jevon.

—Demi Allah pengen gua jait mulut lu.” Haekal membekap mulut Jevon setelah menyelesaikan perkataannya. Jevon pun hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan temannya.

Yaudah ayo keluar aja, kita diem di ruang tengah,” ucap Tedja. “Kuenya jangan lupa dibawa,” lanjutnya.

Mereka pun mulai keluar satu persatu dari ruangan theater. Namun anehnya, hanya di ruang theater saja yang mengalami padam lampu. Tedja pun hanya tersenyum kecil setelah mengetahuinya.


Kontrakan Adarusa.

by NAAMER1CAN0


— Kontrakan Adarusa, 4 November 2021

Eh, dia nggak curiga ‘kan? Gerbang udah dikunci?” tanya Jordi saat lihat Rendi datang paling terakhir.

Rendi mengacungkan kedua jempolnya. “Aman.

Eh ini mau ditaro di sebelah mana?” tanya Wira sambil mengangkat balonnya.

Jeffan menunjuk ke arah percis di seberangnya. “Di ujung sana, tapi yang rapih.

Kue disimpen di mana?” tanya Tio sambil merapihkan beberapa dekorasinya.

Di kulkas,

Jangan bilang lantai satu,

Haekal mengangguk. “Iya, emang.

BERCANDA, ADA DI LANTAI EMPAT.” Haekal pun merevisi kembali kata-katanya saat melihat amarah dari Jordi yang akan meluap.


INI SI JIO CHAT, BUKA GRUP CEPET.” Iduy pun berucap dengan suara yang sedikit pelan. Ia pun segera mendudukkan dirinya di atas kursi ruang theaternya.

Eh ini gua bales ya,” ucap Jordi.

Abis Jordi gua masuk,” ucap Tio.

Ok, gua terakhir ya,” timpal Chakka.

Jangan ada yang read, abis ini data selulernya langsung kalian matiin,” ucap Donny. Semua pun mengangguk setuju dengan ucapannya.

Mereka pun melanjutkan sesi dekorasinya. Ada yang sedang membereskan meja dan hiasannya, ada yang sedang meniup balon, bahkan ada juga yang sedang merapihkan latar untuk berfoto nanti.

Ting. Ting.

Bunyi suara telfon pun tiba-tiba terdengar. Mereka tak bergeming saat mendengar suara itu. Sang empu pun segera mengangkat.

Halo?” ucap Tedja. Benda persegi itu kini telah tersimpan di telinga kanannya. Mereka yang melihat kejadian itu langsung menghentikan aktivitasnya.

Deg. Tedja menegang setelah mengetahui bahwa telfon itu berasal dari adik kecilnya. Ia menelan ludah dengan susah payah.

Abang lagi di kosan temen, kenapa?

Itu bukan suara Bang Mario,

Nggak tau, kalo keburu nanti Abang pulang,

Iya, Iya.

Siapa? Kok bawa-bawa gua?” tanya Mario saat tak sengaja mendengar namanya telah disebut-sebut.

Jio—” Tedja menghentikan ucapannya, lalu segera mungkin melanjutkannya kembali setelah melihat pelototan dari Donny. “MAAF, GUA LUPA MATIIN. TAPI UDAH AMAN ANAKNYA PERCAYA.

Mereka pun menghela nafas setelah mendengar jawaban itu.

Yaudah ayo, suruh si bocil ke sini aja,” ucap Wira setelah melihat dekorasinya yang sudah selesai.

Bentar, ini cara nyuruh dia ke atas gimana?” tanya Derry. Kemudian mereka pun berpikir sejenak untuk mencari alasan yang tepat. Walaupun sebenarnya mereka yakin bahwa adiknya tak akan mempermasalahan hal itu.

Ah gua punya ide!” seru Haekal. Ia melangkah ke arah depan untuk menjelaskan ide yang sudah ia temukan.

Mantap, soal ginian otak lu encer juga,” puji Nalen, yang dipuji hanya bisa memberikan senyuman yang sangat lebar.

Yaudah gas, siapa yang mau chat dia?” tanya Juan.

Gua aja,” jawab Kenan.

Kenan pun langsung mengeluarkan benda persegi yang berada di kantong celananya. Ia langsung mengetikkan beberapa pesan untuk Jio. Sesuai dugaannya, Jio pun setuju dan akan segera melaksanakan perintah dari dirinya.

SIAGA SATU!” ucap Chakka setelah melihat jawaban dari handphone Kenan.

Mereka pun segera melaksanakan tugas sesuai divisinya masing-masing. Lampu pun segera dipadamkan.


Kontrakan Adarusa

by NAAMER1CAN0

tw // cheating , angst


listen this; https://open.spotify.com/track/6lAaHnbzcBc19SuF59V2Z2?si=RCDvuzW3SoegvDLlKQI_kQ


Udah nunggu lama?” tanya Azalea. Ia segera menghampiri pria yang telah menunggunya beberapa saat yang lalu, “maaf ya aku lama, abisnya kamu kecepetan datengnya sih!” ujarnya sambil memanyunkan bibirnya.

Pria itu tertawa gemas, matanya menghilang, pun lesun pipinya tak ingin kalah untuk melenyap. “Enggak kok, mau jalan sekarang?” tanya Jevian sambil mengelus surai panjang perempuan yang telah bersamanya selama 3 tahun terakhir ini.

Azalea pun hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban bahwa mereka sudah bisa berangkat.

Jevian berlari ke arah pintu seberang untuk membantu membukakan pintu mobilnya.

Makasih, padahal aku bukain sendiri juga gapapa tau.” Azalea berucap sambil merengut.

Emang aku yang inisiatif sendiri kok,” jawabnya sambil terkekeh pelan.


Alunan musik kesukaan mereka pun telah menggema di segala penjuru mobilnya. Entah mengapa hari ini Jevian— pacarnya terlihat sangat tampan, maksudnya dari dulu dia sudah tampan, hanya saja hari ini ketampanan itu semakin berlipat ganda. Seketika hatinya terasa sesak saat ia memikirkan apa yang akan dilakukannya nanti.

Just like her mother your beautiful soul, just like another …,

Just like the desert flowers bloom, your love for me never fades too soon, i,ve got you in my arms, my arms, my arms,

Jevian bernyanyi dengan pelan. Lesun pipinya tak mau hilang dari pipinya, seakan mereka berdua telah satu kesatuan. Azalea hanya tersenyum kecil melihat pemandangan itu, tangannya terjulur untuk meraih genggaman pacarnya.

Sedikit tersontak dengan tingkah laku pacarnya yang secara tiba-tiba, namun Jevian tetap merespon dengan senyuman dan mengenggam tangan itu dengan erat seakan bahwa genggaman itu tak akan bisa diraih kembali di hari esok.

Come to you tonight so you won’t be alone, wake up i’m next to you love, next to you.

No, i won’t leave you. ‘Cause you’re precious to me, precious to me.

Azalea tersenyum saat mendengar lirik dari alunan musik kesukan mereka. Senyuman itu senyuman yang tak pernah ia perlihatkan sebelumnya, entah senyuman kebahagiaan ataupun kebalikannya.

Sepanjang jalan, Azalea terus menatap pacarnya tanpa henti. Genggaman itu kian mengerat bahkan tak ingin untuk melepaskannya sedetik pun. Jevian yang merasa tangannya semakin digenggam makin erat pun langsung tersenyum dan mengecup punggung tangan Azalea dengan penuh kasih.


Ada yang salah ya?” tanya Jevian. Mereka berdua telah sampai di depan rumah Azalea. Hampir delapan jam mereka telah menikmati waktunya berdua, delapan jam yang berharga, baginya.

Azalea menggeleng pelan, “enggak, kok.

Alis Jevian terangkat saat mendengar jawaban yang menurutnya belum bisa ia percayai. “Kok liatin terus?” tanyanya.

Mau aja, hari ini kamu keliatan lebih ganteng. Sayang aja kalo nggak ditatap.

Telinga Jevian mulai memerah saat mendengar jawaban yang menurutnya sedikit membuat kedua pipinya memanas. “Kamu juga cantik.

Nggak mau turun?” lanjut Jevian saat melihat wanita di sampingnya tak ada niatan ingin beranjak dari kursi penumpangnya.

Mau di sini dulu, boleh? Mau berdua sama kamu.” Jevian mengangguk setelah mendengar jawaban itu.

Boleh, boleh.” Jevian meraih tangan kecil itu lalu ia usap dengan perlahan.

Sepuluh menit telah berlalu, keduanya masih terdiam di dalam mobil. Tak ada pembicaraan yang dibuka dan tak ada kegiatan yang dilakukannya. Selama sepuluh menit itu Azalea masih setia menatap kedua manik, pacarnya.

Tes.

Tes.

Cairan bening kini keluar dari kedua bola mata indahnya. Jevian yang melihat itu pun terkejut.

Hey, hey kenapa?

Seakan bisu, Azalea tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan itu. Matanya masih asik untuk menatap bola mata pacarnya. Semakin terbuai, air mata itu semakin mengalir dengan deras.

Maaf, selama tiga tahun ini aku masih banyak kurangnya,” ucap Azalea secara tiba-tiba di tengah isakkan tangisnya.

Maaf, kalo selama ini aku sering buat kamu susah-,

-sayang, hey. Enggak, kamu udah jadi sosok perempuan yang sempurna,

Azalea mendecih pelan. “Kalo aku sempurna, mana mungkin kamu bakalan singgah di hati orang lain.

Aku udah tau semuanya, Jevian. Maaf, kalo selama tiga tahun ini aku sering nggak ngertiin kamu. Maaf kalo selama tiga tahun ini kamu merasa kalo kamu nggak punya rumah, maaf kalo selama tiga tahun ini pelukkan aku bukan jadi tempat ternyaman kamu untuk melepas lelah.

Jevian terdiam mendengar itu. Tangannya terjulur untuk meraih sepasang tangan lainnya yang selalu membuat dirinya merasa tenang. Namun untuk pertama kalinya, uluran tangan itu ia tolak. Hatinya bak dilempar oleh beribu-ribu batu; sesak; sakit yang ia rasakan setelah menerima perlakuan tersebut.

Sakit, rasanya sakit. Ternyata selama apapun hubungan nggak menjamin seseorang akan setia, ya? Seerat genggaman pun masih bisa lepas,

Jevian, makasih udah jadi sosok yang sangat berarti dihidup aku. Aku nggak akan marah, aku cuman ... marah sama diri sendiri karena nggak bisa sempurna, aku kecewa sama diri sendiri karena nggak bisa bikin kamu untuk selalu ada di sisi aku,

Jevian, semoga wanita itu jadi wanita terakhir kamu, ya? Jangan pernah kamu lakuin hal yang sama, jangan buat dia sedih,

Aku-

Jevian, dia orangnya sangat cantik ya? atau bahkan kata bidadari cocok dengannya?” potong Azalea.

Jevian menggeleng secara cepat, “Azalea, aku minta maaf-

Azalea menyimpan telunjuk di depan bibir pacar- calon mantan pacarnya. “Bukan kamu yang salah, terkadang kita memang harus bisa milih mana orang yang tepat dan bukan. Sepertinya, aku termasuk ke orang bukan tepat, ya?” tanya Azalea dengan tawaannya.

Makasih banyak udah ngajarin aku apa itu arti kata cinta, selama tiga tahun ini aku bener-bener menjadi sosok wanita yang beruntung bisa disandingkan sama kamu. Walau pada akhirnya tujuan kita bukan ke tempat yang sama,

Jevian, terima kasih banyak, ya? aku pamit, terima kasih banyak untuk segalanya. Semua yang telah kamu berikan begitu indah.

Azalea bergegas memutuskan pandangan itu, ia pun segera beranjak dari kursi penumpangnya namun terhenti oleh tarikkan sebuah tangan.

Azalea,” panggil Jevian dengan raut yang susah untuk diartikan.

Azalea pun menolehkan kepalanya kepada kursi sampingnya, “Iya?

Boleh peluk untuk yang terakhir kalinya?

Azalea mengangguk dalam senyumannya, ia pun segera memeluk mantan pacarnya yang baru resmi beberapa menit yang lalu.

Jevian memejamkan matanya. Jujur hatinya sudah merasakan pilu yang membisu, air matanya kini mulai menetes seiring dengan pelukkan yang kian mengerat.

Azalea maaf, maaf karena aku pernah singgah di hati lain. Maaf .... Egois rasanya saat kamu berjuang sendirian untuk mempertahankan hubungan ini, tapi aku malah singgah dibukan tempatnya. Azalea, aku harap kamu bisa dapetin lelaki yang jauh lebih baik dari aku, aku harap kamu bisa bahagia terus. Azalea, i love you.” Tangis Jevian semakin mengeras setelah menyelesaikan kalimatnya.

I loved you too, Jevian.” Azalea membalas perkataan itu seiringan dengan pelukan yang ia lepas. “Terima kasih, ya? Aku pamit.

Pintu itu pun sudah tertutup rapih, kini hanya ada dirinya- Jevian seorang diri di dalam mobilnya. Hatinya semakin pilu setelah menyadari bahwa terdapat wangi mantan pacarnya- Azalea yang tertinggal.

Saking sakit dan kecewanya, kini ia- Azalea tidak bisa mengeluarkan kembali air matanya. Ia menangis dalam diam. Ia menyesal telah mengatakan perpisahan, namun ia akan lebih menyesal bila tetap memaksakan dalam hubungan yang sudah tak sehat, bahkan hubungan yang sudah tak ada rasa kepercayaannya.

Untuk apa ia memaksakan genggaman seseorang bila hati dia bukan untuk dirinya? Egois. Hubungan lama pun tak menjamin ia akan selalu berada di sisinya, bila sudah waktunya untuk pisah, mengapa harus dipaksakan? Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan ia sudah merasakannya itu sendiri. Siap tak siap pun harus selalu siap, karena hidup ini bukan hanya ada dia dan dirinya.

Jevian, terima kasih.


Sirna.

by NAAMER1CAN0


Sesampainya di kediaman rumahnya, Rafael sedikit merasa cemas akan kena marah kedua orang tuanya. Namun ternyata kecemasan itu tak benar adanya.

Orang tuanya kini sedang duduk di kursi dengan ditemanin sebuah teh hangat yang tersimpan rapi di atas meja.

Rafen pun menyenggol pelan lengan si tengah sebagai tanda bahwa dirinya harus segera cepat membuka arah pembicaraan. Ekhem. Dia berdeham pelan dengan harapan bahwa kedua orang tuanya akan mengajaknya bicara.

A Ael,” ucap Mamah dengan dingin.

Seketika Rafael yang mendengar itu bisa merasakan hawa tidak enak. “Iya, Mah?” jawabnya.

Jangan bilang kayak gitu lagi, Adek masih kecil belum tau mana yang bohong sama mana yang benar.” Mamahnya pun segera menyesap air teh hangat setelah menyelesaikan kalimat itu.

Iya Mah, maaf Ael asal nyeplos aja. Ael janji nggak bakalan kayak gitu lagi.” Rafael menundukkan kepalanya seakan bahwa yang di bawah lebih menarik untuk dilihat dibandingkan dengan apa yang berada di depannya.

Bagus, sebagai hukumannya kamu sama Aa ajarin Adek ngerjain PR ya,” ucap Mamahnya. Rafen yang mendengar itu tak terima, karena dirinya bahkan tidak terlibat apapun.

Tapi kan Aa—

Rafen pun mengurungkan niatnya untuk protes setelah melihat kedua bola mata Mamahnya yang kini telah melebar dengan sempurna.

HEHE OKE MAH, AA SIAP MENJADI GURU SI ADEK.” Rafen berucap sambil memperlihatkan sederetan giginya tak lupa ia pun mengacungkan jempol tangannya.


YA ALLAH ADEK, INI LOH DUA DITAMBAH DUA DITAMBAH TIGA JADI BERAPA? MASA JADI KENYAAANG,” ucap Rafen dengan frustasi. Rambutnya kini telah teracak dengan sempurna. Mengajari Matematika untuk adiknya menjadi mimpi terburuk untuk dirinya sendiri.

ADEK GAK MAU BELAJAR SAMA AA, AA MARAH-MARAH MULU. ADEK JADI TAKUT!

Yaudah, maaf. Kalo 2+2+3 berapa?

Hm …,

Rafen membawa kepala si bungsu untuk menatap dirinya. “Gini, Udin punya kue 2 nih. Terus 2 kue itu Udin makan, beberapa menit kemudian dia makan lagi 2 kue, nah terus satu jam lagi dia lanjut makan 3 kuenya. Jadi kesimpulannya?

Udin kenyang.

Ya Allah bukan gitu Adek, ARGGGH.

Rafen berdiri dari duduknya. Ia berlari ke sana dan kemari dengan cepat.

Kenapa sih, Aa?” tanya Rafael yang baru memasuki ruang keluarganya.

Ael, Aa udah nyerah. Aa nggak mau ngajarin si Adek matematika.

Rafael bingung, terlihat jelas garis yang kini terpampang di dahinya. “Aa kok gitu? Katanya mau bantuin Ael?

Sana kamu yang ajarin, Aa mau liat.

Kini Rafael sudah berada si hadapan si bungsu. Ia menghela nafasnya terlebih dahulu sebelum memulai mengajari adiknya.

Adek,

Fokus ya,” lanjut Rafael.

Berapa jumlah dari pertambahan 3+4+2+5?

Rafael pun melihat si bungsu sedang menulis-nuliskan beberapa angka di kertas putihnya. “Pake tangan, 3+4 itu berarti 3 dulu baru tambah 4, berapa?

Tujuh,” jawab Rafathar dengan memperlihatkan jari-jari di tangannya.

Bagus. Sekarang 7+2, jari-jari itu ditambah lagi 2 jari yang baru. Jadi berapa?

Rafathar menambahkan jari tengah dengan jari manisnya, “Sembilan.

Rafen yang melihat itu hanya bisa melongo. Kok Rafael bisa membuat Adiknya semangat untuk mengerjakan tugas sekolahnya?

Nah sembilan itu ditambah lima, tambahin lagi 5 jari yang tersisa,

Rafathar pun melirik jari-jari tangannya dan muka Rafael secara gantian. “A Ael, ini jari Rafathar kan ada sepuluh. Nggak ada lagi jari yang tersisa,” jawabnya dengan muka yang terbilang polos.

Rafael memejamkan matanya dengan perlahan, lalu ia mengusap dadanya pelan. “Itu jari kaki kamu masih ada, tambahin lima.

Oh iya,

… sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas,

EMPAT BELAS. JAWABANNYA EMPAT BELAS A AEL!” Rafathar menjawab dengan bangga. Bola matanya kini memancarkan kebahagiaan karena bisa mengerjakan tugas sekolahnya.

Rafael yang melihat itu hanya bisa menggigit pipi dalamnya. Demi apapun ia benar-benar gemas dengan kelakuan adik bungsunya. Rafael pun memeluk Rafathar dengan erat. Kekesalan pada adiknya kini dapat terbayar dengan sempurna.


Sultan Kwangya Universe.

by NAAMER1CAN0


RAFATHAR BANGUN AYO SEKOLAH!

Teriakan itu berasal dari dapur rumahnya, tersangka yang telah menggemakan suaranya kini sedang mempersiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Namun, bukannya langsung bangun si kecil masih asiknya tertidur di atas ranjang kamarnya lengkap dengan mata yang tertutup dan selimut yang melilit di badan kecilnya.

PAPAH TOLONG BANGUNIN AA SAMA A AEL, SURUH SIAP-SIAP INI HARI SENIN.” ucapnya.

Tangannya tak henti untuk mengaduk makanan yang berada di atas wajan. Bukannya menuruti perintah sang istri, sang suami malah sedang asik-asiknya menyesap minuman yang mengandung kafein itu sambil memegang sebuah kertas di kedua tangannya.

SAYANG YA ALLAH KAMU TUH DISURUH SUSAH BANGET!

YA ALLAH IYA IYA, SEBENTAR SAYANG. AKU BANGUNIN,” jawabnya tak kalah kencang.

Setelah mendengar teriakan kian meninggi dari sang istri, bulu kuduknya pun mulai berdiri. Jika ia berada dalam sebuah lagu maka dirinya itu sudah seperti SUSI (Suami Sieun Istri). Mau tak mau ia pun segera pergi dengan cepat menuju kamar kedua anaknya. Namun, sang dewi fortuna seperti sedang memihak kepadanya, terbukti kini si sulung dan si tengah telah berjalan ke arahnya.

SAYANG! MEREKA UDAH SIAP,

Papah berisik ih pagi-pagi udah teriak-teriak aja,” itu suara si tengah yang berucap sambil menggosok-gosok kedua telinganya. Padahal kini waktu masih menujukkan pukul 06.30 sehingga ia sedikit khawatir dapat menganggu para tetangganya.

Aa, A Ael, tolong bangunin si adek dong. Mamah enggak percaya sama si papah, mamah suruh tuh susah banget. Heran,” ketusnya sambil memutarkan kedua bola matanya.

Sang suami sedikit tak rela setelah mendengar ucapan dari sang istri. Ia pun segera berlari, lalu memeluk sang istri dan mencium pipinya. “YA ALLAH TADI AKU LAGI BACA NANGGUNG SAYANG.

Papah ih jangan teriak-teriak, malu!” Rafael sudah tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya kepada sang ayah. Jari telunjuknya ia simpan di depan bibirnya.

KENAPA SIH KOK NGGAK BOLEH TERIAK-TERIAAAAK?” teriaknya dengan sengaja.

Rafen yang mendengar itu hanya bisa menepuk dahinya.

Keluarga gua kenapa gini amat ya ...,” batinnya.

Aa mau bangunin si Adek dulu,” ucap si sulung. Ael pun mengikuti langkah sang sulung di belakangnya.

ADEK BANGUUUN!” teriak Rafen setelah sampai di kamar adiknya, Rafathar.

Rafael hanya bisa menghela nafasnya saat mendengar teriakan ketiganya di pagi ini.

Rafael berjalan menuju kasur Rafathar. Rafael pun menggoyang-goyangkan badan sang adik dengan harapan bahwa ia akan bangun. Namun nihil, sang adik malah tak merespon kegiatannya itu.

RAFATHAR BANGUN!” Rafael pun terbawa suasana setelah melihat sang adik tak merespon kegiatan untuk membangunkannya.

APASIH ADEK MASIH NGANTUK, TAU NGANTUK NGGAK?” dengus Rafathar saat dirinya merasa gangguan pada kegiatan tidurnya.

Adek ini hari pertama adek sekolah, masa lupa?

Ya tau, bangunin adek 5 menit lagi aja. Please,

Ok, 5 menit,” setuju Rafen, “Ael ayo kita push rank sebentar,” ajaknya kepada sang adik. Rafael pun menyetujui ide dari sang Kakak.

Enemy has been slain.

Double kill.

Legendary!

Adek hayu bangun, udah lima menit,” ucap Rafael sambil meraih selimut si bungsu.

Lima menit lagi, Adek masih ngantuk,” jawab si bungsu.

mendengar itu Rafael pun kembali terduduk dan melanjutkan kegiatan bermain game yang telah terhenti sebelumnya.

Tripple kill.

Legendary!

AA MANA SI ADEK BANGUN BELUM?” teriak Mamahnya. Sontak teriakan itu membuat keduanya terkejut.

ADEK IH INI UDAH 5 MENIT KEDUA LEBIH 2 MENIT,

Kenapa sih Aa nggak bilang sekalian 7 menit aja?

Kan dia bilangnya tadi bangunin 5 menit, bukan 7 menit,

Tau ah Ael capek sama Aa,

Rafen pun berjalan ke arah sisi adiknya. Ia goyangkan pipi sang adik ke kiri dan ke kanan, tak ada respon. Ia melanjutkan dengan menggoyangkan badannya secara brutal, tetap tak ada respon.

YA ALLAH, MAMAH IH LIAT SI ADEK NGGAK MAU BANGUN!” Rafen berteriak dengan frustasi.

Rafael yang melihat itu pun segera berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamar sang adik, lalu mengisikan air hangat di bath up kamar mandi si bungsu.

A,” panggilnya.

Rafen yang berasa dipanggil hanya menaikkan alis kanannya, “apa?” jawabnya.

Rafael mengarahkan pandangannya menuju toilet lalu beralih menatap adiknya yang masih asik tertidur. Ia sangat berharap sinyalnya dapat dimengerti oleh sang kakak.

Jackpot. Kini sang kakak hanya bisa tersenyum dan menganggukan kepalanya dengan kencang. Senyuman itu entah senyuman mengejek atau bahkan senyuman jahilnya.

Byurr.

MAMAH PAPAH!” teriak Rafathar saat dirinya merasakan badannya dihempaskan begitu saja pada sekumpulan air yang berada di bak kamar mandinya.

Rafen dan Rafael yang melihat itu hanya bisa tertawa dengan puas.

Makanya kalo disuruh bangun itu langsung bangun, jangan dinanti-nanti,” ucap Rafen. Rafael pun mengangguk dengan setuju.

Rafath-

ASTAGFIRULLAH, AA A AEL INI SI ADEK KALIAN APAIN?” teriak Mamahnya setelah melihat anak bungsunya sedang terduduk di dalam bathup masih lengkap dengan pakaiannya.

MAMAH ADEK BENCI AA SAMA A AEL, ADEK DICEBURIN!” erang Rafathar.

YA ALLAH KALIAN INI BENER-BENER YA, MAMAH NGGAK HABIS PIKIR!” ujar Mamahnya. Tangan kanannya ia bawa untuk memukul kecil pundak kedua anaknya.

Ia harus banyak bersabar untuk bisa berhadapan dengan kedua anaknya. Entah mengapa kedua anaknya ini lebih menonjolkan sifat jahil dari sang suami, sedangkan si bungsu mewarisi sifat cerewetnya.

SUMPAH INI MAH IDE AEL, AA CUMAN IKUT-IKUTAN!” sanggah si sulung.

Rafael yang mendengar itu langsung membuka suaranya. “TAPI AA SENDIRI YANG CEBURIN SI ADEK!” protes Rafael.

TAPI KAMU YANG ISIIN AIR DI BATH UP-NYA BERAR-

UDAH STOOP! SANA DUDUK DI MEJA MAKAN, AWAS KALO JAILIN LAGI ADEKNYA,” usir Mamahnya kepada kedua anak tertuanya. Mereka berdua yang diusir pun langsung berjalan menjauhi toilet adiknya.

Kasian deh lo,” ejek Rafathar lengkap dengan lidahnya yang terjulur ke luar.

Rafen dan Rafael yang melihat itu hanya bisa menyipitkan kedua matanya. Mata elangnya mereka bawa untuk bisa menembus bola mata adiknya, namun gagal karena sekarang mereka sedang dipelototi oleh sang Mamahnya.

Kamu sih!

Ih apa-apaan, salah Aa lah. Kenapa jadi salah Ael,” ketusnya. Bahunya ia bawa untuk menabrak-nabrakkan kepada bahu sang kakak.


Mereka bertiga kini sedang terduduk di dalam kendaraan roda empat. Rafen yang terduduk di depan, sedangkan Rafael dan Rafathar duduk di kursi tengah.

Ih males banget sekolah, Adek kapan ya lulusnya?” tanya Rafathar di tengah keheningan.

Kamu belum aja sehari sekolah udah mau lulus aja,” ketus Rafen. Dirinya masih sedikit kesal mendapat teguran dari Mamahnya atas kejadian tadi pagi.

Nanti di sekolah kita harus ngapain sih, A Ael?” tanya Rafathar sambil menolehkan kepala ke arah sampingnya.

Merasa ditatap, Rafael pun membalas tatapan itu. “Tidur,” jawabnya dengan asal.

Jujur dirinya pun masih sedikit kesal kepada adiknya. Kalau saja tadi adiknya tak sulit untuk dibangunkan pasti uang sakunya tak akan kena potongan dari Mamahnya.

Sang supir pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat mendengar percakapan dari para majikannya.

Kenapa kok geleng-geleng? Bapak sakit?” tanya Rafathar saat melihat supirnya menggelengkan kepalanya.

Sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, akhirnya sang supir hanya tersenyum memperlihatkan sederetan giginya sebagai respon dari pertanyaan majikannya.

Bapak kalo sakit libur aja, Papah sama Mamah nggak akan marah kok, soalnya Bapak enggak jailin Rafathar kayak Aa sama A Ael.

Rafen akan menarik kata-katanya saat 7 tahun lalu saat melihat sang adik terlahir ke dunia. Lucu dan menggemaskannya bahkan kini sudah hilang dan berganti dengan menjengkelkan.

Kalo Bapak sakit, terus nanti kita sekolah dianter siapa?” tanya Rafael dengan penuh kesabaran.

Oh iya yah bener, Bapak jangan sakit yah! sehat-sehat terus aja.


Belajar yang bener, awas kalo bikin nangis temen-temen lainnya.” Rafen mengelus surai sang adik dan menciumnya dengan pelan. Sebagai yang lebih tua ia mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pepatah untuk sang adiknya.

Emangnya nggak boleh buat nangis?

Enggak,” jawab Rafael dengan cepat.

Tapi Aa sama A Ael suka bikin Rafathar nangis,

Hah. Rafael menghela nafasnya dengan panjang. “Ayo cepet masuk, A Ael sama Aa juga mau sekolah.

Ya udah Adek sekolah dulu, Assalamualaikum.” Rafathar segera mencium tangan kedua kakaknya dengan cepat. Kedua kakinya kini ia bawa untuk berlari memasuki kelasnya. Tas yang ia pakai pun ikut terhempas ke kiri dan ke kanan.

Adek sebenernya lucu, cuman menurut Ael dia ngeselin aja,

Setuju, aduh Aa udah kangen lagi aja sama si Adek,


Sultan Kwangya Universe

by NAAMER1CAN0

Sept, 1st 2022


Lama ku memendam rasa di dada Mengagumi indahmu, wahai jelita Tak dapat lagi kuucap kata Bisuku diam terpesona

Dan andai suatu hari kau jadi milikku Tak akan kulepas dirimu, oh kasih Dan bila waktu mengizinkanku untuk menunggu Dirimu..

Flashback on.

Ia melangkahkan kedua kakinya menuju parkiran mobilnya. Saat ini waktu telah menunjukan pukul 19.35 WIB yang artinya kelas bimbel pun telah selesai. Namun, saat dirinya akan memasuki mobilnya kedua matanya tak sengaja melihat pergerakan wanita yang akhir-akhir ini telah mengambil atensinya.

Ia pun segera memasuki mobilnya, namun mesinnya tak ia hidupkan. Ia hanya berdiam diri di dalam sambil memperhatikan semestanya.

Senyuman itu bagaikan candu untuknya. Entah bagaimana untuk mendeskripsikan wanita itu, mungkin sebutan bidadari pun tak cukup untuknya.

Ia baru pertama kali merasakan jatuh cinta sedalam ini. Bahkan lautan pun kalah dalamnya dengan rasa cinta dirinya untuk wanita itu. Mungkin sedikit hiperbola, namun memang seperti itu kenyataannya.

Dirinya sangat ingin untuk melangkahkan kakinya dan mendekati wanita itu. Namun dirinya tidak bisa, tidak semua apa yang ia kagumi harus ia miliki. Mungkin dengan memandang dan memperhatikan dari jauh saja sudah menjadi kepuasan untuk dirinya sendiri.

“Adek!” panggil Mahendra kepada adik kecil yang sedang berdiam diri tak jauh dari mobilnya.

Adik kecil itu berlari menuju sumber suara. “Kenapa, Kak?”

“Adek, jualannya masih banyak?” tanyanya.

Adik itu mengangguk dengan cepat. “Masih, Kak.”

Mahendra tersenyum saat mendengar jawaban itu. “Yaudah kakak beli ya dagangannya, kakak borong semua. Tapi, kakak mau minta tolong. Boleh?”

“Makasih, Kak. Tentu boleh! Mau minta tolong apa, Kak?” tanya Adik itu dengan antusias.

“Boleh beliin roti sama susu di supermarket sana? Nanti adek kasiin ke kakak itu, tapi jangan bilanh dari kakak ya.” Mahendra berucap sambil menunjuk ke arah wanita yang sedikit jauh dari arah mobilnya.

“Boleh, nanti saya belikan ya Kak!”

“Iya, makasih ya Dek.”

Mahendra pun memberikan 7 lembar uang berwarna pink, entah cukup atau kelebihan dirinya pun hanya ingin memberikan sebagai ucapan terima kasih sekaligus membantu adik kecil itu.

“Kak, ini kebanyakan,” ucapnya Adik itu setelah menerima 7 lembar uang berwarna pink darinya.

“Nggak apa-apa bawa aja, itung-itung bonus buat kamu.” Mahendra mengusak kepala adik itu dengan pelan sambil tersenyum.

“Ya udah, saya mau ke sana dulu ya, Kak!” pamit Adik kecil itu sambil memberikan beberapa dagangan kepadanya. Mahendra hanya menganggukan kepalanya, lalu meraih dagangan itu dan menyimpannya pada tempat duduk di sebelahnya.

Ia tersenyum setelah melihat reaksi dari wanita itu. Wanita itu terkejut saat tiba-tiba diberi susu serta roti untuknya. Namun beberapa saat keterkejutan itu hilang dan beralih dengan raut wajah yang bahagia. Matanya kini telah seperti bulan sabit, sama indahnya.

Setelah melihat roti dan susu yang telah dimakannya ia pun langsung menjalankan mobilnya untuk menuju rumahnya. Di sepanjang jalan, dirinya tak bisa menghentikan senyuman itu. Bahkan, sudah hampir sebulan ini dirinya tak lepas dari musik RAN – Pandangan Pertama.

Kurasa ku t'lah jatuh cinta Pada pandangan yang pertama Sulit bagiku untuk bisa Berhenti mengagumi dirinya

Oh Tuhan, tolong diriku Membuat dia menjadi milikku Sayangku, kasihku, oh cintaku She's all that I need

Dan bila kita bersama 'Kan kujaga dirimu untuk selamanya Tolong terima cintaku..


©NAAMER1CAN0

August, 20th 2021


Oh Tuhan, tolong diriku Membuat dia menjadi milikku Sayangku, kasihku, oh cintaku She's all that I need

Flashback on.

Saat ini dirinya sedang berada di atas motornya. Entah mengapa rasanya dirinya sangat ingin menginjakan kakinya di taman yang tak jauh dari sekolahnya.

Ia mulai turun dari motor hitamnya, lalu berjalan menuju tempat duduk yang tak jauh dari tempat parkir motornya berada. Sedang asik-asik menatap langit, tiba-tiba matanya tak sengaja melihat seorang wanita sedang memberikan makanan untuk kucing-kucing liar yang berada di taman itu.

Lagi-lagi hatinya mulai menghangat. Bagaimana bisa ia baru bertemu dua kali, namun perasaannya sudah menghangat seperti ini? Entah sebesar apa daya tarik wanita itu hingga bisa menaklukan hati dirinya.

Wanita itu mulai meninggalkan tempatnya yang beberapa saat lalu ia tempati. Dirinya mulai penasaran dengan apa yang akan dilakukan olehnya, sehingga ia memutuskan untuk mengikuti arah wanita itu.

Mungkin tingkah laku dirinya saat ini sangat tidak sopan, tapi tidak ada salahnya kan dirinya untuk memastikan sesuatu?

Langkah itu pun terhenti, mau tidak mau ia pun mengikuti untuk menghentikan kedua kakinya.

Ah. Ternyata wanita itu berpindah untuk menemukan kucing-kucing liar lainnya. Entah berapa banyak ia tersenyum hari ini, namun senyuman itu tak lain diakibatkan oleh wanita yang berada jauh di depannya.

Manis.” gumamnya saat melihat interaksi wanita itu dengan kucing di hadapannya.

Satu jam telah berlalu, dirinya sangat kecewa karena tidak bisa melanjutkan perjalanan dengan wanita itu– ralat dirinya untuk mengikuti wanita itu.

Kini dirinya harua kembali ke rumahnya sebelum langit mulai gelap, dengan perasaan yang berat mau tak mau dirinya melangkahkan kedua kakinya untuk menuju motor yang terparkir sempurna tepat di bawah pohon yang besar.

Ia menaiki motornya lalu memakai helm nya. Sebelum benar-benar pergi, ia mengedarkan kembali pandangannya untuk mencari keberadaan wanita itu. Namun nihil, ia tak dapat menemukannya.


©NAAMER1CAN0

August, 9th 2021


Kurasa ku t'lah jatuh cinta Pada pandangan yang pertama Sulit bagiku untuk bisa Berhenti mengagumi dirinya

Flashback on.

Waktu telah menunjukkan pukul 07.30 tandanya bahwa dirinya sudah terlambat untuk memasuki sekolahnya. Entah hukuman apa yang akan dia dapat, saat ini dirinya hanya bisa pasrah.

Saat dirinya sedang menunggu untuk berpindahnya lampu berwarna merah menjadi lampu hijau dirinya tidak sengaja melihat wanita di depan mobilnya. Wanita tersebut memakai seragam sekolah yang sama, ia bisa pastikan bahwa mereka berdua berada di sekolah yang sama. Namun entah mengapa dirinya tidak dapat melepaskan gerak geriknya kepada wanita yang berada di depannya kini.

Wanita itu sedang berjalan di atas garis putih dengan sebelah tangannya menuntun pria yang lebih tua darinya. Entah mengapa hatinya menghangat setelah melihat itu. Ujung bibirnya kini telah terangkat yang menandakan sang empu mulai tersenyum.

Bagaimana bisa wanita itu masih bisa membantu orang lain di saat dirinya sedang terkena masalah pula? Sesaat ia tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara klakson dari mobil di belakangnya.

Tin.

Tanpa menunggu lama ia pun segera menginjak gas lalu berlaju menuju sekolahnya. Bahkan saat sudah jauh pun dirinya masih sedikit penasaran dengan wanita yang dilihatnya beberapa saat lalu. Rambut panjang dengan jepitan berwarna putih yang berada di surai hitamnya, tas berwarna pink, dan sepatu berwarna hitam.


Bagaikan telah menemukan harta karun saat ini dirinya bertemu dengan wanita itu. Senyuman pun terpang-pang dengan jelas di raut wajahnya. Rasanya dirinya ingin memutar balikan tubuh wanita itu, namun tentunya tidak bisa, karena saat ini dirinya sedang terkena hukuman.

“Kenapa kamu telat?” tanya Pak Suripto.

Dirinya tak bisa melepaskan pandangannya sedikit pun dari wanita itu. Seakan seluruh atensinya sudah dia kuasai.

“Maaf Pak, saya telat bangun.” Wanita itu menjawab sambil menundukan kepalanya.

Ia menyatukan kedua alisnya. Telat bangun? Seharusnya ia berkata jujur bahwa dirinya telat karena telah membantu orang lain terlebih dahulu.

“Sekar, saya tahu bahwa kamu bukan tipikal orang seperti itu. Selama dua tahun baru ini saya melihat kamu terlambat,” ucap Pak Suripto. Wanita itu– Sekar mengadahkan kepalanya.

“Maaf Pak.” Namun tak lama menundukan kembali kepalanya.

Sekar ya. Nama yang bagus. gumamnya.

Untung saja dirinya bukan tipekal siswa yang suka melanggar aturan. Lihat saya, kini dirinya dibebaskan dalam hukuman keterlambatannya. Baru kali ini selama dua tahun dirinya merasakan yang namanya terlambat.

Atensinya kini mulai beralih pada wanita itu– Sekar. Saat dirinya akan berjalan mengimbangi wanita itu namun akhirnya gagal. Sekar ini berlari kecil untuk menuju kelasnya bersamaan dengan seseorang yang menepuk pundaknya.

“Mahen!”

Mahendra menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah sumber suara. “Kenapa?”

“Bareng.” Juna berlari dengan kecil untuk menuju tempat di mana temannya, Mahendra berdiri.

Ck. Gagal.

Mahendra mendecik dengan kesal saat kesempatan emasnya kini terbuang dengan sia-sia.


©NAAMER1CAN0

Dec, 15th 2021


Listen: https://open.spotify.com/track/7vARkAvliy40kkanvCQvSR?si=21MvAqdgT4mfT8qlGOhaMA


Kaki itu ia bawa untuk menaiki panggung yang telah berada di tengah lapangan sekolahnya. Ia menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum berjalan menuju tengah panggung.

Ia dan teman-temannya Juna, Lugi, dan Hendy kini telah berada di hadapan ratusan teman sekolahnya. Juna telah bersiap-siap dengan gitar-nya, Lugi telah bersiap-siap dengan drum-nya, Hendy telah bersiap-siap dengan bass-nya, dan dirinya telah bersiap-siap dengan gitar serta mic yang berada di depannya.

Kedua bola matanya ia bawa untuk menemukan seseorang. Setelah mencari di dalam lautan manusia yang berada di bawah panggungnya, akhirnya ia bisa menangkap kehadiran wanita itu– yang telah mengambil atensinya beberapa waktu yang lalu. Tak sadar kini kedua ujung bibirnya telah menaik dengan sempurna.

“Halo semuanya, sebelumnya gua mau berterima kasih sama panitia yang telah mengijinkan band kita buat manggung diacara pensi kali ini,”

“Pada kesempatan ini kita– The FF (Fabulous Four) akan membawakan lagu dari RAN – Pandangan Pertama.” Ia menghela nafasnya sekilas lalu tersenyum sebelum melanjutkan kembali kata-katanya.

“Lagu ini gua persembahkan buat wanita yang akhir-akhir ini selalu ada di pikiran gua sendiri. Orang itu ada di antara ratusan siswa yang kini sedang berdiri di hadapan gua sendiri,”

Hari Senin, 9 Agustus pertama kali gua ketemu sama dia. Waktu itu dia kesiangan karena bantu seseorang pria yang sudah berumur untuk nyebrang,”

Hari Jumat, 20 Agustus kedua kalinya gua ketemu sama dia. Waktu itu bertepatan saat pulang sekolah, dia pergi ke arah taman dan ngasih makan kucing yang mana makanan itu selalu dia bawa setiap harinya,”

Hari Rabu, 1 September ketiga kalinya gua ketemu sama wanita ini. Waktu itu dia abis pulang bimbel, gua bisa liat dia tadinya mau beli jajanan di depan tempat bimbel, tapi akhirnya malah pergi ke supermarket dan beliin makanan buat ibu-ibu yang diem di pinggir jalanan dengan anak yang berada di pangkuannya,”

Hari Selasa, 14 September perdana kita ketemu dan pertama kalinya gua bisa denger suara dia secara langsung. Waktu itu gua baru beres olahraga dan secara nggak sengaja kita ambil botol minuman yang sama, jujur dia manis banget waktu itu,”

“Buat lu– wanita yang istimewa, semoga lu sadar dengan apa yang udah gua ceritain sebelumnya. Maka dari itu, gua di sini bakalan mempersembahkan sebuah lagu buat –lu.”

Alunan musik itu kini telah menggema di setiap sisi sekolah. Suara histeris mulai memenuhi area itu, entah histeris dari pengakuan yang telah ia ucapkan, atau histeris dari alunan musik yang telah mulai.

Lama ku memendam rasa di dada Mengagumi indahmu, wahai jelita Tak dapat lagi kuucap kata Bisuku diam terpesona

Dan andai suatu hari kau jadi milikku Tak akan kulepas dirimu, oh kasih Dan bila waktu mengizinkanku untuk menunggu Dirimu..

Kurasa ku t'lah jatuh cinta Pada pandangan yang pertama Sulit bagiku untuk bisa Berhenti mengagumi dirinya

Ia menatap wanita itu dengan penuh kasih. Ia sendiri tidak tahu apakah wanita itu sadar akan tatapannya atau tidak. Saat ini dirinya hanya ingin menatap semestanya. Semesta untuk dirinya. Pandangan itu tak pernah lepas dari wanita itu.

Senyumnya mengembang sempurna saat melihat wanita itu kini mengoyangkan dua kepalanya sambil tersenyum. Kini perutnya seperti sedang dihantam oleh ribuan kupu-kupu yang berterbangan. Pipinya menghangat, bahkan kini teman-temannya ikut tersenyum setelah melihat telinga vokalis itu mulai memerah semerah buah tomat.

Seiring dengan berjalannya waktu Akhirnya kita berdua bertemu Oh, diriku tersipu malu Melihat sikapmu yang lucu

Dirinya mulai teringat dengan pertemuannya. Hari Kamis, 26 Agustus di Kantin sekolah. Saat itu dirinya sedang kehausan karena telah melaksanakan pelajaran olahraganya, namun entah kebetulan atau sudah waktunya tangannya tak sengaja memegang tangan wanita itu pada botol minuman yang ada di meja kantinnya.

Ia sontak terkejut dengan kejadian itu. Hingga pada akhirnya ia memustukan untuk mengambil minuman yang lain. Namun, melihat reaksi wanita itu dirinya tak bisa melepaskan senyuman itu. Pipi wanita itu telah berubah menjadi warna merah, entah karena panasnya matahari di atas, efek dari make up, atau? yang terakhir ia tidak bisa memikirkannya karena ia tak mau ditampar oleh kenyataan.

Dan andai suatu hari kau jadi milikku Tak akan kulepas dirimu, oh kasihku Dan bila waktu mengizinkanku menunggu Dirimu..

Kurasa ku t'lah jatuh cinta Pada pandangan yang pertama Sulit bagiku untuk bisa Berhenti mengagumi dirinya

Oh Tuhan, tolong diriku Membuat dia menjadi milikku Sayangku, kasihku, oh cintaku She's all that I need

Entah sadar tak sadar setelah mendengarkan apa yang telah diucapkan oleh pria yang sedang bernyanyi di atas panggung itu, dirinya hanya bisa tersenyum. Hatinya menghangat, ribuan kupu-kupu mulai berterbangan di perutnya.

Ia sangat sadar bahwa pria itu kini tak lepas untuk menatap dirinya. Ia sendiri mulai salah tingkah karena terus-menerus ditatap seperti itu.

Jujur ia baru pertama kali merasakan situasi seperti ini. 17 tahun dirinya hidup sendirian, hidup tanpa mengenal kata cinta. Namun, hari ini dirinya mulai bisa merasakan hal itu.

Dan bila kita bersama 'Kan kujaga dirimu untuk selamanya Tolong terima cintaku

Kurasa ku t'lah jatuh cinta Pada pandangan yang pertama Sulit bagiku untuk bisa Berhenti mengagumi dirinya

Oh Tuhan, tolong diriku 'Tuk membuat dia menjadi milikku Sayangku, kasihku, oh cintaku Oh, dia menjadi milikku, oh-uwo Menjadi milikku, oh baby, yeah She's all that I need

Suara tepuk tangan kini mulai terdengar di kedua telinganya. Teriakan demi teriakan mulai terdengar. Dirinya hanya bisa tersenyum dengan puas, apalagi setelah melihat reaksi wanita itu. Entah lampu hijau, atau yang lainnya. Wanita itu enggan untuk melepaskan senyuman yang tercetak jelas pada bibirnya.

Hal itu semakin membuat Mahendra yakin bahwa wanita itu sudah mengetahui jika lagu itu untuk dirinya.


Good job, bro!” ujar Lugi kepada Mahendra.

“Kalo udah lampu ijo jangan lupa traktir kita.” Juna berucap sambil merangkul temannya, Mahendra.

Mahendra hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya. “Pasti, kalian orang pertama yang bakalan gua traktir.”

“Widih, Mahendra otw laku nih.” Hendy berucap sambil tertawa.

Kedua temannya pun ikut tertawa saat mendengar kata-kata itu, bahkan tak hanya Lugi dan Juna. Dirinya pun ikut tertawa.

Semoga.


©NAAMER1CAN0